Mendadak Mak Comblang
Senin, 31 Oktober 2016
Jumat, 28 Oktober 2016
Perbedaan itu niscaya. Kita diciptakan dengan berbagai perbedaan agar saling melengkapi, kaya sudut pandang, dan kaya pemahaman. Sayangnya sebagian orang entah mengapa sangat anti dengan perbedaan sehingga berusaha memerangi yang berbeda agar supaya semua seragam dengannya.
Mungkin mereka yang anti perbedaan itu perlu sesekali piknik dan tinggal di negara yang homogen agar paham betapa menjenuhkan dan bosannya hidup dalam satu bahasa, warna kulit, dan tradisi yang sama. Beberapa kali saya pernah ke Tianjin dan Beijing, China. Tinggal sampai hampir sebulan di sana. Berada di antara mereka seperti berada di kerumunan robot. Kaku dan dingin. Waktu terasa melambat, tak ada keindahan yang bisa dirasakan kecuali kebosanan.
Dilahirkan menjadi orang Indonesia itu rahmat luar biasa. Dengan keanekaragaman suku, bahasa, dan budaya kita menjadi manusia yang penuh daya cipta dan daya guna.
Di luar negeri, orang Indonesia akan sangat mudah beradaptasi dengan budaya setempat dan mudah mempelajari bahasanya karena secara alami sudah memiliki kemampuan dan ketrampilan luar biasa dalam menyikapi perbedaan.
Setiap kali ada yang bertanya,"Mengapa orang Indonesia mudah belajar bahasa kami, sedangkan orang dari negara lain mengalami kesulitan?"
Dengan bangga saya menjawab,"Karena bahasa kami memiliki kesulitan yang lebih tinggi dan lebih kaya kosakata, maka bahasa kalian menjadi hal yang mudah dipelajari."
Jangankan dengan orang lain, mereka yang terlahir kembar saja pasti memiliki perbedaan, bagaimana mungkin yang jelas terlahir dari ibu, daerah, dan suku yang berbeda mau dibuat sama? Bukankah justru yang berbeda itu unik dan menjadi ciri khas yang membuat kita istimewa?
Belajar perbedaan dimulai dari diri sendiri. Dengan belajar menemukan perbedaan dan menerimanya kita akan mudah bertoleransi dan berdamai.
Saya belajar perbedaan sedari kecil. Secara kebetulan hidung saya memiliki bentuk yang unik dan beda sehingga menjadi bahan bully teman-teman sepermainan dan sekolah. Keadaan itu membuat saya bertekad tidak mau sama dengan mereka. Saya membalas olokan mereka dengan prestasi di sekolah. Saya berteman dengan buku-buku di perpustakaan dan mencoba mencari jawaban,"Mengapa saya berbeda, Tuhan?"
Ternyata maksud Sang Pencipta menciptakan perbedaan itu agar saya menggali lebih dalam dan menemukan apa kehendak-Nya. Semenjak saya sadar bahwa secara fisik tak cantik dan memiliki "kelebihan" semangat untuk belajar dan mencari membara di dada. Itu salah satu alasan mengapa saya tertarik dengan ilmu ilmu pemgembangan diri.
Sebelum mampu menerima orang lain apa adanya, hal pertama yang harus ada adalah belajar berdamai dengan diri sendiri. Dengan memiliki kesadaran tentang siapa diri, Who Am I , kita akan mampu berkata, "Aku menerima diriku apa adanya, karena aku yakin Tuhan tidak pernah salah menciptakan hamba-Nya. Tidak perlu iri atau membandingkan diri dengan orang lain, ya, karena setiap orang terlahir dengan masing-masing keunikannya dan hanya satu-satunya di dunia. Percaya diri saja!"
Percaya diri bukanlah soal tehnik semata, melainkan lebih kepada menguatkan pemahaman yang baik tentang nilai-nilai kehidupan yang membuat diri berguna dan bahagia. Memahami siapa diri dan apa peran kita terlahir ke dunia."
Apakah PD itu datang serta merta? Tidak. Kita butuh proses yang panjang dan melelahkan untuk meraihnnya. Kita butuh mengalami banyak hal untuk menemukan kelemahan, kekurangan, dan kelebihan diri sebagai media pembelajarannya. Kita akan mengalami banyak rintangan, melakukan banyak kesalahan, tetapi semua hanyalah bagian proses yang mesti kita lewati untuk menumbuhkan kekuatan jiwa.
Saya dulu minder luar biasa dalam
penampilan fisik. Saya selalu merasa diri tak memiliki daya tarik karena tidak cantik. Seiring waktu saya sadar kecantikan wanita dan daya tarik wanita itu tak melulu soal fisik semata. Kecantikan bisa dibangun lewat kepribadian, kecerdasan, dan terlebih lagi dari dalam. Selama kita mampu menjaga kebersihan hati, kejernihan pikiran, dan sikap; tanpa diminta kecantikan akan terpancar dengan sendirinya.
Berbagai hal keadaan yang berbeda akan membawa kita pada keindahan dan keajaiban hidup. Terlebih sejak menikah dengan suami yang berbeda suku, karakter, dan budaya; makin warna warni dan indah perjalanan yang ada.
Perbedaan bukan sesuatu yang perlu dihindari. Justru dari perbedaan kita akan menemukan keseimbangan untuk mencapai tujuan. Mari kita rayakan perbedaan dengan syalalalala. Dengan spirit sumpah pemuda, saya buat sumpah atau janji kepada sendiri untuk merayakannya agar senantiasa ingat bahwa belajar menerima perbedaan itu akan mudah selama memiliki persamaan nilai yang diperjuangkan bersama.
Kami adalah dua jiwa yang terlahir menjadi satu, oleh rahim cinta dan ruang waktu.
Kami adalah dua jiwa yang berjanji dan bertujuan satu, mencari Ridho-Mu.
Kami adalah dua jiwa yang bersumpah saling mendengar dan berbahasa satu, bahasa kalbu.
#catatanfas_28 Oktober 2016
#sumpahkamiberdua
#spiritsumpahpemuda
Jumat, 21 Oktober 2016
Begitu dulu pertanyaan yang sering terlontar setiap kali perlakuan tak adil ( menurutku) aku terima. Pertanyaan konyol yang akhirnya terjawab saat aku berada puluhan ribu mill dari ibu.
Tulisan ini diikutkan dalam Irawati Hamid First Giveway "Momen Yang Paling Berkesan & Tak Terlupakan."
![]() |
Si bungsu yang sekarang semester lima |
![]() |
Bapak yang tetap setia sampai tua bersama ke-enam anak dan cucu-cucunya |
Jumat, 07 Oktober 2016
(with Natalie Grant)
How two hearts can come together
And love can last forever
But now that I have found you, I believe
That a miracle has come
When God sends the perfect one
Now gone are all my questions about why
And I've never been so sure of anything in my life
I wonder what God was thinking
When He created you
I wonder if He knew everything I would need
Because He made all my dreams come true
When God made you
He must have been thinking about me
Wherever life may lead you
With all my heart I'll be there too
From this moment on I want you to know
I'll let nothing come between us
And I will love the ones you love
He made the sun He made the moon
To harmonize in perfect tune
One Can't move without the other
They just have to be together
And that is why I know it's true
You're for me and I'm for you
'Cause my world just Can't be right
Without you in my life
He must have heard every prayer I've been praying
Yes He knew everything I would need
When God made you
When dreams come true
When God made you
He must have been thinking about me
"Nggak."
"Beneran nggak kecewa atau merasa kurang kasih sayang dan perhatian?"
"Nggak kok Buk. Kan ada Akung dan yang lainnya."
"Ibuk berdosa kalau sampeyan marah. Syukur kalau kamu bisa ngerti. Maafkan ibuk ya, sayang"
Seperti kesimpulan yang kusalin dari bahasan pagi ini, "Kita akan bersemangat menjalankan tugas-tugas kita di mana saja, termasuk di tempat kerja kita masing-masing jika mau mengubah mindset. Mindset tersebut adalah "Sent by God".
Setelah mindset baru terbentuk, maka akan membuahkan perilaku baru. Dengan memahami kata kunci itu kita akan memandang dan menjalani hidup dengan cara pandang, sudut pandang, dan sikap baru.
hours
#catatanfas_07102016